KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG

Cahaya Daeng Bulan

Abstract


Kopi Arabika Kalosi Enrekang merupakan salah satu komoditas yang diperdagangkan sejak periode kolonial Belanda hingga kini. Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah kolonial Belanda dalam pengembangan tanaman kopi sejak 1830. Artikel ini bertujuan menguraikan perkembangan perdagangan kopi Arabika Kalosi Enrekang dari periode kolonial Belanda sampai saat ini. Dengan menggunakan medotologi sejarah yang menekankan pada proses dan waktu, artikel ini menunjukkan bahwa perkembangan budi daya kopi Arabika di Enrekang tidak terlepas dari kondisi alam yang mendukung. Jenis tanah di daerah ini termasuk areal purba dan memiliki batu yang sangat spesifik, mengandung lixisols podzolic yang kaya zat besi sehingga wilayah ini menjadi penghasil kopi terbaik. Kopi Kalosi menjadi komoditas pilihan dalam perdagangan masa kolonial Belanda karena memiliki kualitas yang tinggi sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi pula. Para pedagang kopi sebagian besar berasal dari Duri dan Sidenreng. Mereka membangun jaringan perdagangan dengan petani dan
membeli prodok kopi mereka dengan sistem ijon, yaitu membeli kopi dari pohon. Sistem ini terkadang lebih menguntungkan para pedagang karena dapat membeli kopi lebih murah. Selain itu, para pedagang melakukan transaksi jual beli dengan sistem barter dimana komoditas kopi ditukar dengan porselin, tenunan halus, dan perhiasan emas. Sampai berakhirnya kolonialisme Belanda, budi daya kopi di daerah ini masih bertahan dan menjadi salah satu komoditas unggulan Kabupaten Enrekang.


Keywords


kopi Arabika Kalosi, perdagangan kopi, kalosi

References


Alam, Syamsu. 2007. Kelayakan

Pengembangan Kopi Sebagai

Komoditas Unggulan di Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Sosial Ekonomi: Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.

Anonymous. 2011. Lontarak Enrekang.

Sumber: Koninklijk Instituut Voor

Taal, Land- En Volkenkunde (KITLV) Leiden Belanda. Pemilik Puang Haji La Tunrung. Terjemahan Muhammad Salim. Enrekang

Bulbeck, David, Anthony Reid, Lay Cheng

Tan, Yiqi Wu (com). 1998.

Southeast Asian Exports

Since The 14Th Century; Cloves,

Pepper, Coffee, and Sugar.

Singapura: ISEAS.

Creutzberg, Pieter. 1987. Hasil Bumi

Hindia-Belanda Untuk Ekspor, di

dalam Pieter Creutzberg

dan J.T.M. van Laanen

(penyunting), Sejarah Statistik

Ekonomi Indonesia. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Herman. 2003. Membangkitkan Kembali

Peran Komoditas Kopi Bagi

Perekonomian Indonesia. Graduate

Program (S3). Science Philosophy

Institut Pertanian Bogor.

ICO. 2010. “Coffee: Botanical Aspects”.

International Coffee Organization. http://www.ico.org/botanical.asp. diakses 24 Juni 2018

Latunra, A.I. 2011. Mapping of Germplasm

Potency of Typica Arabica Coffee

(Coffea Arabica

L. var typica) In South Sulawesi

Based on Study of Phenotypic and

Analysis of SSRs

DNA Molecular. Makassar :

Doctoral Disertation Hasanuddin

University.

Masyarakat Perlindungan Kopi Enrekang

(MKPE).2012. Buku Persyaratan

Indikasi Geografis

Kopi Arabika Kalosi Enrekang.

Paerels,B.H. 1927. Agronomische

Beschrijving Van De Koffiecultuur

in De Zuidelijke

Toradjalanden. Departement Van

Landbow, Nijverheid en Handel,

Medeedelingen Van

De Afdeling Landbow no. 11.

Landsdrukkerij Weltevreden.

Poelinggomang, Edward L. 1991. Proteksi

dan perdagangan bebas:Kajian

tentang perdagangan makassar

pada abad ke-19. Amsterdam :

Vrije University

Pradadimara, Dias. 2015. “Rice in Colonial

and Post-Colonial Southeast Asia”.

Paramita, 25, (1).

Siswoputranto, P.S. 1993. Kopi

Internasional dan Indonesia.

Yogyakarta: Kanisius.

Tangdilintin, L.T. 1981. Toraja dan

Kebudayaannya. Tana Toraja :

Yayasan Lepongan Bulan.

Terance W Bigalke. 2005. Tana Toraja: a

Social History of an Indonesia

People. Singapura: Singapura

University Press.




DOI: https://doi.org/10.36869/pjhpish.v7i2.203

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora

 

 

 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Atribution 4.0 International.