MASYARAKAT ADAT DAN KONFLIK-KONFLIK PERTAMBANGAN: KASUS PERTAMBANGAN EMAS DI MORONENE, BOMBANA, SULAWESI TENGGARA
Abstract
Desentralisasi memberi ruang kepada pemerintah daerah untuk mengelolah sumber daya alam di wilayahnya sehingga juga membuka ruang liberalisasi sektor pertambangan. Sumber daya tambang tidak hanya menjadi magnet bagi perusahaan pertambangan, tetapi juga memicu munculnya pertambangan rakyat baik dilakukan oleh individu maupun kelompok-kelompok sosial penambang. Penelitian ini mengambil fokus penambangan emas serta konflik-konflik pertambangan yang muncul di wilayah masyarakat adat Moronene. Dengan menggunakan analisis interdisiplin (sejarah-antrologi), penelitian ini menunjukkan bahwa maraknya pertambangan di atas tanah ada suku Moronene mengakibatkan semakin terpinggirnya peran komunitas adat dalam pengelolaan sumber daya alam mereka. Keadaan ini diperparah dengan munculnya kelompokkelompok sosial penambang serta masuknya perusahaan-perusahaan pertambangan berskala nasional dan lokal. Akibat lebih jauh, terjadi saling klaim dan tumpang tindih pemilikan lahan antara perusahaan, kelompok-kelompok penambang rakyat dan masyarakat adat. Wilayah suku Moronene semakin rentan dengan konflik sosial. Sector pertambangan memperlihatkan sifatnya yang paradoksal. Di lain sisi meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan mendorong pembangunan infrastukur, namun di sisi lain mengakibatkan munculnya masalah-masalah sosial baru dalam masyarakat Moronene.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ali, Muhammad, Mokole Poleang dan Bawea, and Gelar Apua Ao‟ote. 1943. "Penyusunan Silsilah/Stambun Mokole Poleang." In. Tambato.
Burhanuddin. 1986. Sistem Ekonomi Tradisional Daerah Sulawesi Tenggara (Ade Srafika: Kendari).
Didik, Suhardjito, Khan Azis, Djatmiko Wibowo, Sirait Martua, and Evelyna Santi. 2009. "Karakteristik Pengelolaan Hutan Berbasiskan Masyarakat." In.: Studi Kolaboratif FKKM.
Erman, Erwiza. 2010. 'Research Trends of Indonesian Mining History', Asian Research Trends New Series, 5. Erman, Erwiza, and
Taufik Ahmad. 2014. "Informal Gold Mining in Bombana District, Southeast Sulawesi, Indonesia: Miners, Working Characteristics, Property Rights, and Gold Trading Chains." In, 1-36. Research Report for Going for Gold Project financed by ANU-Canberra.
Lakeko, Berthy. 1982. Sistem Kesatuan Hidup Daerah Sulawesi Tenggara (Ade Srafika: Kendari).
Li, Tania Murray. 2001. The Will to Improve: Governmentality, Development, and the Practice of Politics (Duke University Press: London).
Pudjiastuti, Tri Nuke. 2009. "Dampak Kegiatan Penambangan Emas terhadap Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Bombana." In. Rachman, Noer Fauzi. 2013. 'Perjuangan Masyarakat Adat', Kompas, 29 Mei.
Riasa, J. H. 1985. Sejarah Pu’unoto. Sirait, Martua, Chip Fay, and A. Kusworo. 2001. "Bagaimana Hak-Hak Masyarakat Adat Aalam Mengelola Sumber Daya Alam Diatur?”." In.: Southeast Asia Policy Research Working Paper.
Majalah/Koran/Internet
Kompas.com, “Bombana diserbu Penambang”, 18 September 2008, link akses: https:// megapolitan.kompas.com/read/2008/09/18/212 30665/bombana.diserbu.penambang.emas
Noer Fauzi Rachman, Perjuangan Masyarakat Adat, Kompas, 29 Mei 2013
Wawancara
A. Sultan, wwawancara 17 Februari 2014 di Kasipute Mokole Alfian Lapimpi, 20 Februari 2014 di Kasipute Herman, 18 Februari 2014 di Kasipute Abd. Karim, 19 Februari 2014 di Kasipute Zainuddin Tahya, 16 Februari 2014 di Kasipute Yamin Indas, 15 Februari 2014 di Kasipu
DOI: https://doi.org/10.36869/pjhpish.v4i2.45
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora
This work is licensed under a Creative Commons Atribution 4.0 International.