KARESIDENAN MANADO DALAM KANCAH PERDAGANGAN MARITIM DI HINDIA BELANDA, AWAL ABAD XIX – 1942
Abstract
Penelitian ini mengkaji keterlibatan Karesidenan Menado dalam perdagangan maritim di Hindia Belanda pada abad XIX sampai 1942. Rumusan pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini yaitu, apakah letak geografis Karesidenen Menado turut memengaruhi keterlibatannya dalam jaringan perdagangan maritim di Hindia Belanda? dan bagaimana dinamika perdagangannya di bawah pemerintahan Hindia Belanda? Penulisan ini menggunakan metode kualitatif (studi pustaka). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keterlibatan karesidenan ini dalam perdagangan maritim tidak hanya didukung oleh potensi ekonomi, tetapi juga oleh letak geografisnya yang relatif memudahkan pelaku ekonomi untuk memasuki wilayah ini. Karesidenan Menado dikelilingi beberapa perairan yang bersentuhan langsung dengan beberapa kawasan, seperti Filipina di sebelah utara, Ternate di sebelah timur, Jepang di sebelah timur laut, dan pesisir barat wilayah Amerika. Selain Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, KPM dan Cekumij-nya, aktor yang berperan dalam kegiatan ini yaitu penduduk lokal, Etnis Tionghoa, Orang Arab, dan negaranegara lain, seperti Inggris, Jepang, Jerman, Perancis, Norwegia, dan Amerika Serikat, melalui kapal-kapalnya. Potensi ekonomi dan keberadaan kapal asing mendorong pemerintah membuat sejumlah regulasi, yaitu pengangkutan komoditas perdagangan harus menggunakan kapal KPM atau Cekumij. Pemerintah juga mengalihkan rute distribusi komoditas tersebut ke Makassar. Kapal milik negara lain tidak lagi dapat menjemput komoditas secara langsung ke daerah penghasil, tetapi harus mengambilnya ke Makassar.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Buku Asba, A Rasyid. 2007. Kopra Makassar Perebutan Pusat dan Daerah: Kajian Sosial Ekonomi Politik Regional di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Broersma. 1931. “Gorontalo Een Handelscentrum van Noord Selebes” dalam Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap, hlm. 221-238.
Clarence-Smith, William Gervase. 2001. “ adhrami Arab Enterpreneurs in Indonesia and Malaysia: Facing the Challenge of the 1930s Recession” dalam Peter Boomgaard, ed., Weathering the Storm: The Economies of Southeast Asia in the 1930s Depression. Leiden: institute of Southeast Asian Studies / KITLV Press., hlm. 229-250.
Graafland, N. 1991. MINAHASA Negeri, Rakyat, dan Budayanya. Jakarta: Yayasan Parahita.
Hasanuddin dan Basri Amin. 2012. Gorontalo dalam Dinamika Sejarah Pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Hasanuddin. 2016. Pelayaran dan Perdagangan Orang Bugis dan Mandar di Kawasan Teluk Tomini. Yogyakarta: Amara Books.
Hasanuddin. 2017. Dinamika Tata Niaga Kopra di Minahasa (1946 – 1966). Yogyakarta: Amara Books.
Hasanuddin. 2018. Donggala dalam Jalur Perdagangan Kopra: 1907 – 1942). Yogyakarta: Amara Books.
Henley, David. 2005. Fertility, Food And Fever Population, economy and environment in North and Central Sulawesi, 1600-1930. Leiden: KITLV Press.
Ichsan A, Muhammad Nur. 2016. ArabGorontalo: Sebuah Sketsa Awal Masyarakat Arab di Gorontalo Abad XIXXX. Yogyakarta: Amara Books.
Lapian, Adrian B. 2009. Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX. Jakarta: Komunitas Bambu bekerja sama dengan KITLV, Jurusan Sejarah UGM dan Jurusan Sejarah Universitas Padjadjaran.
Parimartha, I Gde. 2008. “Contextualizing Trade in East Nusa Tenggara, 16001800” dalam Boomgaard, Peter, ed., Linking Destinies: Trade, Town, and Kin in Asian History. Leiden: KITLV, hlm. 71-79.
Purba, Jhon Rivel. 2018. Pelayaran dan Perdagangan Kopra di Gorontalo (1888 – 1942). Yogyakarta: Amara Books.
Surowo, Bambang. 2016. “KPM vs PELNI: Persaingan Merebut Hegemoni Jaringan Pelayaran Nusantara” dalam Jurnal Sejarah Citra Lekha. Vol. I, No. I.
Ulaen, Alex John. 2018. Pelayaran dan Perniagaan Kopra di Wilayah Karesidenan Manado, Afdeeling Manado (1910 – 1940): Sebuah Kajian Awal. Yogyakarta: Amara Books.
Wahyono, Effendi. 1996. Pembudidayaan dan Perdagangan Kopra di Minahasa (1870 – 1942). Jakarta: Tesis Jurusan Sejarah Program Pascasarjana UI.
Arsip dan Sumber Resmi Tercetak
Koloniaal Verslag 1882; 1909; 1911; 1913; 1916; 1919; 1920; 1923; 1925; 1928; 1929.
“Koffie, Koffiecultuur” dalam Encyclopedie Van Nederlandsch-Indië, Tweede Deel, 'S Gravenhage – Leiden: Martinus Ntjhoef - E. J. Brill, TT.
“Manado” dalam Encyclopedie Van Nederlandsch-Indië, Tweede Deel, 'S Gravenhage – Leiden: Martinus Ntjhoef - E. J. Brill, TT.
“Macassar” dalam Java bode, 5-10-1896.
“Marktnieuws: Copra” dalam Het nieuws van den dag, 31 Agustus 1889. “Copra” dalam De tijd, 8-8-1893
“Copra” dalam Bataviaasch handelsblad, 8 Agustus 1893.
“Copra” dalam Het nieuws van den dag, 1 Juni 1894.
“Vastgeloopen en weer vlot” dalam De Sumatra post, 5 Maret 1936.
“Japansche Belangen in Celebes: Om het monopolie der tjakalang-visscherij” dalam et nieuws van den dag voor Nederlandsch- ndi , 11 Oktober 1939.
“De K.P.M. en de Celebeshavens” dalam Soerabaijasch handelsblad, 20-3-1933.
“Indeeling Residentie Manado” dalam et nieuws van den dag voor Nederlandsch ndi , 6 Desember 1932.
“Makasser en Lijn18: De oude route wordt weer gevaren” dalam De indische courant, 3011-1932.
“Copra-Loodsenbouw” dalam De Indische courant, 13-12-1940.
DOI: https://doi.org/10.36869/pjhpish.v4i2.58
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora
This work is licensed under a Creative Commons Atribution 4.0 International.