PAJAGA GILIRENG PADA MASYARAKAT WAJO

iriani sarah

Abstract


Tulisan ini ingin mendeskripsikan eksistensi tari pajaga gilireng yang ada di Kabupaten Wajo. Pengumpulan data dengan menggunakan metode kualitatif, yakni proses pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tari pajaga gilireng merupakan tari tardisional yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Gilireng, tepatnya  di Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo. Tarian tersebut menggambarkan kesatria masyarakat Gilireng dalam melawan penjajah Belanda pada masa lampau. Tarian tersebut dimainkan oleh anak laki-laki yang saling berpasangan. Makna berpasangan dalam tarian tersebut menggambarkan peperangan masyarakat gilireng melawan musuh, yang dilengkapi dengan perisai berupa parang. Oleh sebab itu, maka tarian ini terbagi atas beberapa gerakan yang menggambarkan tahap-tahap peperangan, seperti mappakkkaraga, mallebu, massingkerukeng, mappangessi, marrongko, mabetta, silellung, sigajang, dan sigasak. Selain itu tari pajaga Gilireng juga diiringi dengan alat musik berupa gong dan gaukeng, yang terdiri atas beberapa alat musik tradisional. Tarian tersebut saat ini bukan hanya milik masyarakat Gilireng, namun milik masyarakat Wajo secara umum

Keywords


pajaga gilireng, peperangan, gerakan

References


Ariani, Christryati, 2013. Cowongan: Seni Tradisi Pemanggilan Hujan Masyarakat Banyumas, Jateng. Jurnal Patrawidya. Vol 14, no.4. Hal 615-838. Desember, Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta: Yogyakarta.

Ahimsa Putra, Heddy Shri, 2002. Kearifan dan Lingkungan Sosial. Makalah ini disampaikan dalam seminar “Harapan Seni Pertunjukkan dalam Masa Globalisasi dan Desentralisasi” di UNY, Yogyakarta, 5 Oktober 2002.

Ahimsa Putra, Heddy Shri. 2004. Tari “Serimpi” Struktur dan Simbolisme Jawa. Makalah ini disampaikan dalam Seminar sehari “Forum Peduli Tradisi” di selenggarakan oleg Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, di Jakarta, 16 Februari 2004.

Fatmawati, 2015. Kajian Makna dan Fungsi tradisi Upacara Maccera Arajang bagi Masyarakat Kelurahan Gilireng Kab. Wajo. Kementeraian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar.

Iriani, 2011. Tari Pajaga Bone Balla Sebagai Cermin Budaya Luwu. Dian Istana: Makassar.

Koentjaraningrat, 1980. Sejarah Teori Antropologi I. Universitas Indonesia: Jakarta

Monoharto, Goenawan, 2003. Seni Tradisoonal Sulawesi Selatan. Lamacca Press: Makassar.

M. Jazuli, 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: Ikip Press.

Sedyawati, Edy, 2004. Kebudayaan di Nusantara. Komunitas Bambu.Jakarta

Sunaryadi, 2012, Filsafat Joged Mataram Keraton Yogyakarta: relevansinya Bagi penanaman Karakter Bangsa. Jurnal Patrawidya. Vol 13.No.3. Hal 383-552. September, Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta: Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.36869/pjhpish.v6i1.134

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora

 

 

 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Atribution 4.0 International.