MERAYAKAN HEDONISME: ANALISIS MULTIMODAL VIDEO “MENSCHEN IM HOTEL DES INDES”, AWAL ABAD XX

Adi Putra Surya Wardhana, Fiqih Aisyatul Farokhah, Festa Kurnia Ramadhani

Abstract


Tulisan ini bertujuan mengkaji representasi hedonisme pelancong Eropa dalam video “Menschen im Hotel des Indes” dengan menggunakan analisis multimodal. Beberapa permasalahan yang dibahas adalah mengenai bentuk, fungsi, dan makna video “Menschen im Hotel des Indes” dalam hubungannya dengan citra pariwisata Hindia Belanda. Penelitian ini dibuat karena video tersebut membangun citra kemewahan, hedonisme orang Eropa, eksotisme alam, dan kehidupan masyarakat bumiputra zaman kolonial. Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif dengan pendekatan analisis multimodal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video promosi tersebut secara visual, audio, dan linguistik membangun citra hedonisme, kemewahan, dan keindahan bukan hanya Hotel des Indes, melainkan juga tanah koloni Hindia Belanda. Video ini memiliki fungsi sebagai promosi pariwisata, citra keberhasilan misi pemberadaban bumiputra, dan citra modernitas kolonial. Maknanya, Hindia Belanda merupakan tempat yang indah dan nyaman untuk memuaskan hasrat bersenang-senang para pelancong di tanah koloni.


Keywords


Hedonisme, pelancong Eropa, Hotel des Indes, Analisis Multimodal

References


Ariwibowo, G. A. (2015). Wisata Alam di Kerisidenan Priangan Pada Periode Akhir Kolonial (1830-1942). Patanjala, 7(3), 399–414.

Barker, C. (2005). Cultural Studies: Teori & Praktik. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Cribb, R. (1995). International tourism in Java, 1900-1930. South East Asia Research, 3(2), 193–204. Diambil dari http://www.jstor.org/stable/23746910

De Locomotief. (1908, April 2). Java en Australie. De Locomotief.

De Nieuwe Courant. (1908, Januari 3). Laatste Berichten. De Nieuwe Courant.

De Preanger Bode. (1908, Agustus 8). Voor ’t Tourisme. De Preanger-Bode.

Dewanthi, A. (2019). Membaca Tubuh-Tubuh Patuh: Representasi Penciptaan Identitas Pribumi Melalui Tubuh-Tubuh Patuh di Hindia Belanda dalam Film Moeder Dao De Schildlapegelijkende. Lembaran Sejarah, 15(1), 49–63.

Faisal. (2016). Pengaruh Mangara Jazz Project dalam Perkembangan Musik Jazz di Kota Makassar. Jurnal Seni Budaya “Pakarena,” 1(1), 37–55.

geheugen.delpher.nl. (n.d.). No Title. Diambil 10 Oktober 2020, dari https://geheugen.delpher.nl

Handoyo, C. C., Clarissa, Claudia, G., Milka, & Firdayanti, S. A. (2017). Klappertaart: an Indonesian-Dutch influenced traditional food. Journal of Ethnic Foods, (December), 1–6. https://doi.org/10.1016/j.jef.2017.12.002

Heathwood, C. (2006). Desire satisfactionism and hedonism. Philosophical Studies, 128, 539–563. https://doi.org/10.1007/s11098-004-7817-y

Jaelani, G. A. (2019). Dilema Negara Kolonial, Seksualitas dan Moralitas di Hindia Belanda Awal Abad XX. Patanjala, 11(1), 2–15. https://doi.org/DOI: 10.30959/patanjala.v11i1.468 Naskah

Kennedy, M. (2003). The Concise Oxford Dictionary of Music. Oxford: Oxford University Press.

Krees, G., & Leeuwen, T. van. (2006). Reading images: The Grammar of Visual Design. London & New York: Routledge.

Ksendzova, M., Iyer, R., Hill, G., Wojcik, S. P., & Howell, R. T. (2015). The portrait of a hedonist : The personality and ethics behind the value and maladaptive pursuit of pleasure. Personality and Individual Differences, 79, 68–74. https://doi.org/10.1016/j.paid.2015.01.042

Locher-Scholten, E. (1994). Dutch Expansion in the Indonesian Archipelago around 1900 and the Imperialism Debate. Journal of Southeast Asian Studies, 25(1), 91–111. Diambil dari http://www.jstor.org/stable/20071619

Martopo, H. (2013). Sejarah Musik Sebagai Sumber Pengetahuan Ilmiah Untuk Belajar Teori, Komposisi, dan Praktik Musik. Harmonia, 13(2), 132–139.

McClintock, A. (1995). Imperial Leather : Race, Gender and Sexuality in the Colonial Contest. New York, London: Routledge.

Mesita, N. Y., & Sapto, A. (2020). Pakaian sebagai Simbol Stratifikasi Sosial Masyarakat Jawa Pada Masa Kolonial Abad Ke-19 Sampai Awal Abad Ke-20. Jurnal Dimensi Sejarah, 1(1), 189–204. https://doi.org/DOI: 10.17977/um020v1i12020p189

Musyaqqat, S. R., & Rahman, N. F. (2020). Menelisik Aktivitas Pariwisata di Sulawesi Selatan Pada Masa Kolonial (1929-1942). HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 8(2), 145–162. https://doi.org/DOI : 10.24127/hj.v8i2.2990

Novenanto, A. (2011). Sejarah Pemberadaban: Mengenalkan Norbert Elias pada Sosiologi Indonesia. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 24(3), 183–191.

Paris, R. (2002). International Peacebuilding and the “Mission Civilisatrice.” Review of International Studies, 28(4), 637–656. Diambil dari http://www.jstor.org/stable/20097819

Pisuisse. (2008). Wat Louis Pisuisse Vertelde: Ervaringen van hem en Max Blokzijl. In A. Hamel (Ed.), Mijn liefste lief: Brieven van Jean-Louis Pisuisse aan Fie Carelsen. Den Hag: dbnl.

Prastiwi, R. E., Saraswati, U., & Witasari, N. (2019). Sejarah Perkembangan Arsitektur Bangunan Indis di Purworejo Tahun 1913-1942. Journal of Indonesian History, 8(1), 88–95. Diambil dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih

Rahman, F. (2011). Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ramadani, A. F., & Saragih, Y. A. (2018). Ruang dan Pariwisata Kota Bukittinggi. In Y. Andoni (Ed.), 90 Tahun Sumpah Pemuda (1928-2018): Memperkuat Komitmen Keindonesiaan di Era G. 4.0 (hal. 1–26). Padang: Labor Sejarah Universitas Andalas Lt. II Gedung FIB Kampus Limau Manis, Padang.

Ricklefs, M. C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi.

Setyawan, A. D., & Sulistyo, W. D. (2020). Sejarah Kota Kolonial dan Perkembangan Arsitektur Indische Empire Style Di Jawa Pada Tahun 1600-1900. Jurnal Dimensi Sejarah, 1(1), 135–142. https://doi.org/10.17977/um020v1i12020p135

Sinar, T. S. (2012). Teori & Analisis Wacana Pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional. Medan: Mitra.

Siswadhi. (1971, Februari). No Title. Intisari.

Soekarnoputra, G. (1979). Nostalgia Hotel des Indes. Indonesia.

Sunjayadi, A. (2008). Mengabadikan Estetika Fotografi dalam Promosi Pariwisata Kolonial di Hindia-Belanda. WACANA, 10(2), 301–316.

Sunjayadi, A. (2011). Iklan Pariwisata Masa Kolonial di Hindia Belanda. Ultimart, III(I), 92–96.

Sunjayadi, A. (2014). Kabar dari Koloni: Pandangan dan Pemberitaan Surat Kabar Belanda tentang turisme di Hindia Belanda (1909-1940). Jurnal Kajian Wilayah, 5(1), 47–66.

Suryani, W. (2018). Pesona Pariwisata Minangkabau Pedalaman sebagai Mooi Indie Pada Masa Kolonial Belanda (1900-1942). In Y. Andoni (Ed.), 90 Tahun Sumpah Pemuda (1928-2018): Memperkuat Komitmen Keindonesiaan di Era G. 4.0 (hal. 107–126). Yudhi Andoni: Labor Sejarah Universitas Andalas Lt. II Gedung FIB Kampus Limau Manis, Padang.

The Niewsblad van het Noorden. (1957, Mei 9). Nederlanders uit Indonesië of „Indische Nederlanders”. The Niewsblad van het Noorden.

universiteitleiden.nl. (1935). Visit Java: Onlly 36 hours from Singapore. Diambil 12 November 2020, dari universiteitleiden.nl

Veenhoven, R. (2003). Hedonism and Happiness. Journal of Happiness Studies, 4(437–457).

Wallace, A. R. (1890). The Malay Archipelago. London: Macmillan and Co.

www.tirolerland.tv. (n.d.). Menschen im Hotel des Indes Batavia. Diambil 1 Juli 2020, dari http://www.tirolerland.tv/menschen-im-hotel-des-indes-batavia/

Yani, W. S. (2018). Pesona Pariwisata Minangkabau Pedalaman Sebagai Mooi Indie Pada Masa Kolonial Belanda (1900-1942). In Y. Andoni (Ed.), 90 TAHUN SUMPAH PEMUDA (1928-2018) Memperkuat Komitmen Keindonesiaan di Era G. 4.0 (hal. 107–126). Padang,: Labor Sejarah, Universitas Andalas.




DOI: https://doi.org/10.36869/pjhpish.v7i1.171

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora

 

 

 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Atribution 4.0 International.