Sejarah Evolusi Identitas Budaya Suku Anak Dalam Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas Pasca Orde Baru

doni nofra, doni nofra

Abstract


Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan evolusi budaya Suku Anak Dalam (SAD) yang bermukim di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Kawasan TNBD merupakan kawasan yang menjadi pemukiman terpadat Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi yang dikenal dengan kehidupan nomaden. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode penelitian sejarah yang memiliki empat tahapan kerja yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan observasi. Observasi bersamaan dengan kegiatan dokumentasi lapangan dan wawancara mendalam. Analisis data penelitian menggunakan teori evolusi budaya. Hasil penelitian menujukkan bahwa modernisasi seiring perkembangan zaman dan perubahan fungsi hutan telah mempengaruhi pola kehidupan dan identitas budaya mereka. Perubahan kehidupan dan identitas budaya SAD dimulai pada masa pembangunan Orde Baru, datangnya kelompok transmigran, munculnya perusahaan perkebunan swasta, hingga penetapan TNBD. Pergeseran pola hidup masyarakat SAD ditandai dengan sudah mulai menetap sebagian besar mereka, dan turunnya kesadaran generasi muda SAD akan kearifan lokal adat istiadat yang mereka miliki. Interaksi dengan masyarakat luar merubah hidup mereka secara perlahan menjadi modern, baik dalam tempat tinggal, pendidikan, ekonomi hingga persoalan kepercayaan. Hingga penelitian ini dilakukan, SAD kawasan TNBD sudah terbagi menjadi kelompok nomaden, semi-nomaden hingga menetap.

Keywords


Sejarah Suku, Evolusi Budaya, Suku Anak Dalam, Taman Nasional Bukit Duabelas.

References


Abdullah, I. (2015). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Afni, F. N., Supratno, H., & Nugraha, A. S. (2020). Kepercayaan Animisme Masyarakat Postkolonial Jawa dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari. PARAFRASE: Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan, 20(1), 67-75.

Ahat, M., & Auliahadi, A. (2019). Sejarah Konversi dari Animisme ke Agama Islam Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi (2005-2013). FUADUNA: Jurnal Kajian Keagamaan dan Kemasyarakatan, 2(2), 96-107.

Ahimsa-Putra, H. S. (1994). Antropologi ekologi: Beberapa teori dan perkembangannya. Masyarakat Indonesia, 20(4), 1-50.

Alland Jr., A. (1975). Adaptation. Annual Review of Anthropology, 4, 59-73.

Anwar. (2023, Mei 10). Wawacara Langsung dengan SAD Muslim dan Mantan Tumenggung Suku Anak Dalam di Air Hitam. (D. Nofra, F. S. Pratama, & Attohiroh, Pewawancara)

Auliahadi, A., & Pratama, F. S. (2023). Kaitan Suku Anak Dalam dan Suku Minangkabau Lewat Tinjauan Historis-Antropologis. Proceedings IAIN Kerinci, 1(1), 213-226.

Balai Taman Nasional Bukit Duabelas. (2017). Sejarah Kawasan. Dipetik Mei 16, 2023, dari Taman Nasional Bukit Duabelas: https://tnbukitduabelas.id/profile/sejarah-kawasan

Baskoro, D. (2014). Resolusi Konflik Agraria (Studi Pada Konflik Masyarakat Suku Anak Dalam dan PT Asiatic Persada). Paper Sarjana Ilmu Administrasi Universitas Jember.

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Batubara, T. (2022). Teori Evolusi Budaya dalam Perspektif Sejarah. Jurnal Paradigma: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Pascasarjana Indonesia, 3(1), 56-65.

Bennett, J. W. (2017). The Ecological Transition: Cultural Anthropology and Human Adaptation. Dalam J. W. Bennett, The Ecological Transition: Cultural Anthropology and Human Adaptation. London & New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Bepayung, T. (2023, Mei 10). Wawancara Langsung dengan Tumenggung salah satu kelompok Suku Anak Dalam Kecamatan Air Hitam. (D. Nofra, F. S. Pratama, & Attohiroh, Pewawancara)

Berger, P., & Luckmann, T. (1966). The social construction of reality anchor books. New-York: Garden City.

Buergin, R. (2016). Ecosystem restoration concessions in Indonesia: conflicts and discourses. Critical Asian Studies, 48(2), 278-301.

Cangara, H. (2003). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Cribb, R., & Kahin, A. (2012). Kamus Sejarah Indonesia. Depok: Komunitas Bambu.

Daradjat, Z. (2005). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi. (2010). Pameran Sekilas Kehidupan Orang Rimba Di Batanghari. Jambi: Museum Negeri Jambi.

Edriwansyah. (2023, Mei 10). Wawancara Langsung dengan Pegawai Kantor Resort 2E Air Hitam. (D. Nofra, F. S. Pratama, & Attohiroh, Pewawancara)

Erwin, M. (2009). Hukum Lingkungan (Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup). Bandung: PT. Refika Aditama.

Fauziah, U. (2022). Rimbo: Hutan Bagi Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas Kabupaten Batanghari. Balale: Jurnal Antropologi, 3(2), 145-161.

Haerulloh, A. A., Alim, M., & Ampera, T. (2021). Identitas Budaya dan Sejarah Suku Bajo Di Bajo Pulau Pascanomaden. Metahumaniora, 11(1), 75-90.

Hagen, B. (1908). Die Orang Kubu auf Sumatra. Frankfurt Am Main: Urban Volker-Museum Frankfurt Am Main.

Hall, S. (1996). Who Needs Identity? Dalam S. Hall, & P. D. Gay, Questions of cultural identity: SAGE Publications. London: Sage.

Hariyadi, U. B. (2023, Mei 10). Wawancara Langsung dengan Pembimbing Suku Anak Dalam Wilayah Resort 2E Air Hitam. (D. Nofra, F. S. Pratama, & Attohiroh, Pewawancara)

Ibrahim, Pasya, G. K., & Nur, D. M. (2013). Kehidupan Suku Anak Dalam Di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Antologi Pendidikan Geografi, 1(3).

Indrizal, E., & Anwar, H. (2023). The indigenous people Suku Anak Dalam Batin Sembilan livelihood: Adaptation and socio-cultural dynamics. ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia, 8(1), 24-43.

Liliweri, A. (2002). Makna budaya dalam komunikasi antar budaya. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara.

Marmoah, S. (2014). Manajemen Pemberdayaan Perempuan Rimba. Yogyakarta: Deepublish.

Meggers, B. J. (1954). Environmental limitation on the development of culture. American anthropologist, 56(5), 801-824.

Melalatoa, M. J. (1995). Ensiklopedi Sukubangsa di Indonesia. Jilid A—K. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhammad, A. (2008). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Nurdu’a, M. A., & Sudharsono, N. B. (1993). Hukum Lingkungan (Perundang-undangan Serta Berbagai Masalah Dalam Penegakannya). Bandung: Citra Aditya Bakti.

Patton, M. (1983). Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills: Sage Publications.

Poerwanto, H. (2010). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prasetijo, A. (2017). Living Without The Forest: Adaptive Strategy Of Orang Rimba. Senri Ethnological Studies, 95, 255-278.

Pratama, F. S. (2023). Mengkaji Ulang Pola Pemberdayaan Suku Anak Dalam Di Provinsi Jambi. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 11(1), 40-53.

Pratama, F. S., & Auliahadi, A. (2019). Sejarah Melangun Suku Anak Dalam Desa Mentawak Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin. Majalah Ilmiah Tabuah: Talimat, Budaya, Agama dan Humaniora, 23(2), 157-167.

Rumbio, I. (2023, Mei 10). Wawancara Langsung dengan Warga Suku Anak Dalam kelompok Tumenggung Bepayung. (D. Nofra, F. S. Pratama, & Attohiroh, Pewawancara)

Saidun. (2023, Mei 10). Wawancara Langsung dengan Tokoh Muslim SAD di Air Hitam. (D. Nofra, F. S. Pratama, & Attohiroh, Pewawancara)

Sedarmayanti. (2011). Metode Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Shamad, I. A. (2003). Ilmu Sejarah: Perspektif Metodologis dan Acuan Penelitian. Jakarta: Hayfa Press.

Steinebach, S. (2017). Farmers and pawns: The role of migrants in agrarian conflicts and rural resistance in Sumatra, Indonesia. The Asia Pacific journal of anthropology, 18(3), 228-245.

Steward, J. H. (1955). Theory of Culture Change. Urbana: University of Illinois Press.

Sugiarto, T. (2023, Mei 10). Wawancara Langsung dengan Pembimbing Suku Anak Dalam Kawasan Resort 2E Air Hitam. (D. Nofra, F. S. Pratama, & Attohiroh, Pewawancara)

Weintre, J. (2003). Organisasi Sosial dan Kebudayaan Kelompok Minoritas Indonesia: Studi Kasus Masyarakat Orang Rimba Di Sumatra (Orang Kubu Nomaden). Yoyakarta: Pusat Studi Kebudayaan UGM.




DOI: https://doi.org/10.36869/pjhpish.v9i2.385

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora

 

 

 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Atribution 4.0 International.