MEMBANGUN KESEIMBANGAN EKOSISTEM: STUDI RITUAL LINGKUNGAN DI KOMUNITAS KARAMPUANG, SINJAI

Syamsurijal Syamsurijal

Abstract


Gerakan lingkungan seperti ekofeminisme dan deep ecology sedang mendapat kritikan menohok saat ini. Kelompok yang berseberangan menganggap gerakan tersebut mempertuhankan alam dan menisbikan peran manusia sebagai subjek atau khalifatullah di muka bumi. Anggapan kaum yang berseberangan dengan aktivis gerakan lingkungan tersebut rupanya tidak sesuai dengan praktik penjagaan alam yang dilakukan oleh Komunitas Karampuang Sinjai. Ritual alam yang dilakukan komunitas ini dengan memosisikan perempuan sebagai subjek pentingnya, tidaklah menempatkan alam sebagai segala-galanya hingga nyaris mempertuhankannya. Mereka hanya melihat alam sebagai  subjek penting sejajar dan bahkan sejawat dengan manusia. Artikel ini bertujuan memberikan gambaran tentang pengetahuan komunitas lokal yang sarat dengan penjagaan terhadap alam. Selain itu tulisan ini juga diharapkan memperkukuh gerakan lingkungan di tengah serangan kaum antroposentris saat ini. Berbasis penelitian kualitatif dengan wawancara dan observasi sebagai cara mengumpulkan data, tulisan ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat Karampuang masih terdapat beberapa ritual yang terkait dengan alam, misalnya mappitinro henne (menidurkan padi), sebuah ritual merayu padi agar memberikan kesuburan. Perempuan menjadi subjek penting dalam ritual tersebut. Di saat yang sama alam (tumbuh-tumbuhan dan hewan) dianggap sebagai subjek yang sama dan setara dengan manusia. Dapat disimpulkan bahwa Komunitas Karampuang dengan alam terikat dalam satu ekosistem yang satu sama lain saling mendukung. Mereka secara terang menunjukkan alam bukanlah Tuhan, tetapi manusia juga tidaklah lebih dominan dari alam.  


Keywords


Perempuan; alam; mappatinro henne; kosmosentrisme; antroposentrisme

Full Text:

PDF

References


Andaya, Leonard Y. 2018. “The Bissu: Study of a Third Gender in Indonesia.” in Gender in Focus: Identities, Codes, Stereotypes and Politics, edited by A. Zamfira, C. de Montlibert, and D. Radu. Opladen-Berlin-Torornto: Barbara Budrich Publisher.

Ansaar, Ansaar. 2016. “Makna Simbolik Arsitektur Rumah Adat Karampuang Di Kabupaten Sinjai.” Walasuji : Jurnal Sejarah Dan Budaya 7(2):387–400. doi: 10.36869/wjsb.v7i2.139.

Aquinas, Thomas. 1923. The Summa Theologica. Vol. 1. Chicago-London-Toronto: William Benton.

Aquinas, Thomas. 1927. “Summa Theologica.” New Scholasticism 1(1). doi: 10.5840/newscholas19271164.

Ayom Mratita Purbandani, and Rangga Mahaswa. 2022. “Ekofeminisme Kritis: Menelaah Ulang Gender, Keadilan Ekologi, Dan Krisis Iklim.” Jurnal Perempuan 27(3):227–39. doi: 10.34309/jp.v27i3.733.

Bird-David, Nurit. 1999. “Animisme Revisted: Personhood, Environment, and Relational.” Current Anthropology 40(Supplement February):67–91.

Bird-David, Nurit, Eduardo Viveiros, and et.al. 1999. ““Animism Revisited": Personhood, Environment, and Relational Epistemology. Commentaries. Author’s Reply”.” Current Anthropology 40:67–91.

Clarke, David. 2016. “Theorising the Role of Cultural Products in Cultural Diplomacy from a Cultural Studies Perspective.” International Journal of Cultural Policy 22(2):147–63.

Creswell. 2016. Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methodes Approach. London: Sage Publication.

Fahimah, Siti. 2017. “Ekofeminisme: Teori Dan Gerakan.” Alamtara: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam 1(1):6–18.

Fanon, Frantz. 1967. Black Skin, White Masks. New York : Grove.

Fireza, Doni, and Adli Nadia. 2020. “Kajian Semiotika Ornamen Dan Ragam Hias Austronesia Pada Arsitektur Tradisional Nusantara.” PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi 9(2):183–98. doi: 10.24164/pw.v9i2.338.

Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Culture. New York: Basic Books Inc.

Imran. 2019. “Bissu, Genealogi Dan Tegangannya Dengan Islam.” Mimikri 5(1):91–103.

Kusumaningtyas, Purwanti. 2013. “Ecofeminist Spirituality Of Natural Disaster In Indonesian Written Folktales: A Semiotic Analysis.” in Ekofeminisme dalam Tafsir Agama, Pendidikan, Ekonomi, dan Budaya.

Lathief, Halilintar. 2005. “Kepercayaan Orang Bugis Di Sulawesi Selatan, Sebuah Kajian Antropologi Budaya.” Hasanuddin.

Lévy-Bruhl, Lucien. 2020. “Primitive Mentality and Games of Chance.” HAU: Journal of Ethnographic Theory 10(2):420–24. doi: 10.1086/709554.

Lomborg, Bjorn. 2001. The Skeptical Environmentalist: Measuring the Real State of the World. New York : Cambridge University Press.

Lomborg, Bjorn. 2020. False Alarm How Climate Change Panic Costs Us Trillions, Hurts the Poor, and Fails to Fix the Planet. New York: Basic Books.

Maulana, Risal, and Nana Supriatna. 2019. “Ekofeminisme: Perempuan, Alam, Perlawanan Atas Kuasa Patriarki Dan Pembangunan Dunia (Wangari Maathai Dan Green Belt Movement 1990-2004).” FACTUM: Jurnal Sejarah Dan Pendidikan Sejarah 8(2):261–76. doi: 10.17509/factum.v8i2.22156.

Muhannis. 2013. Karampuang Dan Bunga Rampai Sinjai. Yogyakarta.: Ombak.

Mukhlis, Suardi, Hermansyah, and Abdul Haris. 2021. “Application Of Customary Law In Preserving The Karampuang Traditional Forest.” Jurnal Ilmiah Administrasita’ 12(1):71–82. doi: 10.47030/administrasita.v12i1.321.

Munawar, Andi Rahmat. 2022. To Ugi. Sulsel: Sempugi Press.

Mustamin, Mustamin, Syamsudduha Saleh, Abd. Rahim Razak, Ilham Muchtar, and Suriyati Suriyati. 2023. “Islamic Educational Values in Local Wisdom Traditional Tradition of Mappogau Sihanua Karampuang Sinjai District.” IJORER : International Journal of Recent Educational Research 4(2):188–202. doi: 10.46245/ijorer.v4i2.326.

Naess, Arne. 2005. “The Deep Ecology Movement: Some Philosophical Aspects.” Pp. 33–55 in Selected Works of Arne Naess,. Dordrecht, the Netherlands: Springer.

Nasruddin, Ria Wikantari, and Afifah Harisah. 2014. “Aspek Gender Arsitektur Rumah Adat Karampuang Di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Gender Aspects of Karampuang Traditional House in Sinjai Regency, South Sulawesi).” Jurnal Ilmiah Seri Ilmu Teknik (36).

Neuman, W. L. 2011. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. 7th Edition. Boston.: Pearson.

Nurhalisa, Nurhalisa. 2022. “TRADISI MADDOJA BINE DESA ANABANUA KABUPATEN WAJO.” SIWAYANG Journal: Publikasi Ilmiah Bidang Pariwisata, Kebudayaan, Dan Antropologi 2(1). doi: 10.54443/siwayang.v2i1.465.

Pathak, Vibha, Bijayini Jena, and Sanjay Kalra. 2013. “Qualitative Research.” Perspectives in Clinical Research 4(3):78–87.

Patton, M. 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. California: Sage Publications.

Pelras, Christian. 2003. “Pendahuluan Siklus La Galigo Yang Tak Dikenal.” in La Galigo: Menelusuri Jejak Warisan Sastra Dunia, edited by N. Rahman. Makassar-Barru: DEvisi Ilmu Sosial dan Humaniora Pusat Kegaiatan Penelitian UNHAS & Pemerintah Kabupaten Barru.

Sibarani, Grace Agnes Helena, and Agus Suharjono Ekomadyo. 2021. “Penguraian Tanda (Decoding) Pada Rumah Limas Dengan Pendekatan Semiotika.” Tesa Arsitektur 19(1):51. doi: 10.24167/tesa.v19i1.3123.

Stiglitz, Joseph E. 2020. “Are We Overreacting on Climate Change?” Https://Www.Nytimes.Com/2020/07/16/Books/Review/Bjorn-Lomborg-False-Alarm-Joseph-Stiglitz.Html 1–2.

Sulkarnaen, Andi. 2018. “Kelanjutan Tradisi Lisan Maddoja Bine Dalam Konteks Perubahan Sosial Masyarakat Bugis.” Masyarakat Indonesia 43(2).

Syamsurijal. 2023. “Ilalang Arenna „Haji Bawakaraeng‟: Konstruksi, Permainan Dan Negosiasi Identitas Dalam Sebuah Penamaan.” Pusaka; Jurnal Khazanah Keagamaan 11(1):254–75.

Syamsurijal, and Mubarak Idrus. 2010. “Karampuang: Susahnya Meneguhkan Tradisi.” in Agama dan Kebudayaan: Pergulatan di Tengah Komunitas, edited by H. Prasetia. Depok: Desantara.

Tylor, Edward Burnett. 1920. Primitive Culture: Researches into the Development of Mythology Philosophy, Religion, Languange, Art and Custom. Vol. 1. London: J Murray.

Wiyatmi. 2019. “When Women Are Guardians Of Nature: Reading Ideology Of Ecofeminism In Indonesian Folklores.” in Proceedings of the 28th International Conference on Literature: “Literature as a Source of Wisdom”,.

Wulan, Tyas Retno. 2007. “Ekofeminisme Transformatif: Alternatif Kritis Mendekonstruksi Relasi Perempuan Dan Lingkungan.” Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, Dan Ekologi Manusia 01(01):105–30.




DOI: https://doi.org/10.36869/pjhpish.v9i2.396

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora

 

 

 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Atribution 4.0 International.