DINAMIKA BUDAYA POLITIK KERAJAAN BONE
Abstract
Kajian ini bertujuan mengungkap dan menjelaskan dinamika budaya politik Kerajaan Bone. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode sejarah, yang menjelaskan suatu persoalan berdasarkan perspektif sejarah melalui tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil kajian menunjukkan bahwa dalam penyelenggaraan politik pemerintahan Kerajaan Bone tidak didasarkan pada kekuasaan raja yang absolut. Kekuasaan dan kedudukan penguasa diatur berdasarkan pada kontrak pemerintahan antara raja dan rakyat, sehingga kekuasaannya tidak tak terbatas. Selain itu, budaya politik Kerajaan Bone juga berlandaskan pada nilai-nilai dasar budaya Bugis, seperti ada tongeng, lempuk, getteng, sipakatau, dan meppesona ri dewata seuwae juga berpegang teguh pada nilai-nilai demokrasi, bahwa batal ketetapan raja, tidak batal ketetapan adat, batal ketetapan adat, tidak batal ketetapan kaum, batal ketetapan kaum, tidak batal ketetapan rakyat. Namun ketika pemerintah kolonial melakukan intervensi, bahwa setiap pengangkatan seorang raja harus mendapat pengesahan dari pemerintah Hindia Belanda, sehingga panngadereng yang mengatur norma-norma kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan mengalami disfungsi, tertelebih setelah lembaga-lembaga ketatanegaraan kerajaan dihapuskan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abidin, A. Zainal. 1973. Beberapa Ungkapan Dalam Lontarak Tentang Kepemimpinan dan Pemerintahan. Ujung Pandang: Unhas.
Abidin, A. Zainal. 1982. Paradigma Penggalangan Persatuan Rakyat Sulawesi Selatan Untuk Mengusir VOC Dari Makassar Pada Abad Ke-18: Trio La Ma’dukelleng, Karang Bonto Langkasa, dan Arung Kaju. Makalah dalam Seminar Sejarah Perjuangan Rakyat Sulawesi Selatan Menentang Penjajahan Asing. Jakarta: Depdikbud.
Abidin, A. Zainal. 1984. The Emergence of Early in South Sulawesi: A Preliminary Remark on Governmental Conracts from the Thirteenth Century, dalam Narifumi Maeda-Mattulada (Eds.), Transformation of the Agricultural Landscape in Indonesia. Center for the Southeast Asian Studies, Kyoto University.
Ali, Andi Muh. 1986. Bone Selayang Pandang. Watampone: Damai.
Amir, Muhammad. 2001. Pertentangan Antara Golongan Initaris dan Federalis di Sulawesi Selatan 1945-1950. Makassar: Laporan Penelitian Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Amir, Muhammad. 2015. “Gerakan Abu Bakar Karaeng Data di Makassar Pada 17971819”, dalam Jurnal Walasuji, Vol. 6, No. 1
Amir, Muhammad dan Sahrir Kila. 2012. Membela Republik Indonesia: Sejarah Perjuangan Kelaskaran Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Sulawesi Selatan. Makassar: de la macca.
Andaya, Leonard Y. 2004. Warisan Arung Palakka; Sejarah Sulawesi Selatan Abad Ke-17 (Disertasi, diterjemahkan Nurhadi Sirimorak) Makassar: Ininnawa.
Enre, Fachruddin Ambo, dkk. 1986. Pappasenna To Maccae ri Luwu Sibawa Kajao Laliqdong ri Bone (Transliterasi dan Terjemahannya ke Dalam Bahasa Indonesia). Jakarta: Depdikbud.
Gonggong, Anhar. 2004. Abdul Qahhar Mudzakkar, Dari Patriot Hingga Pemberontak (Disertasi). Yogyakarta: Ombak.
Hamid, Abu. 2007. Profil Kepemimpinan Menurut Budaya Politik Masyarakat Sulawesi Selatan, dalam Jurnal Walasuji, Volume II, Edisi 3.
Harvey, Barbara Sillars. 1989. Pemberontakan Kahar Muzakkar Dari Tradisi Ke DI/TII (Disertasi). Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Ibrahim, Anwar. 2003. Sulesana, Kumpulan Esai Tentang Demokrasi dan Kearifan Lokal. Makassar: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.
Kadir, Harun. 1978. Sejarah Daerah Sulawesi Selatan. Jakarta: Depdikbud.
Kadir, Harun. 1984. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Sulawesi Selatan 1945-1950. Ujung Pandang: Kerjasama Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan dengan Unhas.
Kila, Syahrir. 2012. “Batara Gowa”, dalam Jurnal Walasuji, Vol. 3, No. 2.
Kila, Syahrir. 2013. “Syekh Yusuf Tuanta Salamaka: Pemujaannya di Tanah Makassar”, dalam Jurnal Al-Qalam, Vol. 19, No. 2.
Latif, Abd. 2011. “Kalompoang: Sumber Legitimasi Kekuasaan dan Sumber Konflik”, dalam Jurnal Walasuji, Vol. 2, No. 1.
Latif, Abd. 2012. Konfederasi Ajatappareng 1812-1906, Sejarah Sosiopolitik Orang Bugis di Sulawesi Selatan. Bangi: Disertasi Doktor Fakulti Sains Sosial dan Kemanuasiaan Universiti Kebangsaan Malaysia.
Lontarak Akkarungen Bone. Makassar: Koleksi Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Lontarak Patturioloang ri Tugowaya. Makassar: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan.
Macknight, C.C. 2005. “Beberapa Catatan Tentang Kronik Bone”, dalam TapakTapak Waktu, Sejarah Kebudayaan, dan Kehidupan Sosial di Sulawesi Selatan. Makassar: Ininnawa
Mappangara, Suriadi. 1996. Kerajaan Bone Abad XIX: Konflik Kerajaan Bone –Belanda 1816-1860. Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Mappangara, Suriadi. 2004. Kerajaan Bone Dalam Sejarah Politik Sulawesi Selatan Abad XIX: Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.
Matthes, B.F. 1872. Boegeenesche Chrestomathie. Amsterdam: C.A. Spin & Zoom.
Mattulada, 1985. Latoa, Satu Lukisan Analitis Terhadap Antropologi Politik Orang Bugis (Disertasi). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mattulada. 1989. Sejarah, Masyarakat, dan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Makassar: Hasanuddin University Press.
Nabba, Andi Palloge Petta. 2006. Sejarah Kerajaan Tanah Bone. Makassar: Yayasan Al Muallim.
PaEni, Mukhlis. 1988. Budaya dan Kekuasaan Orang Bugis-Makassar. Ujung Pandang: Makalah Universitas Hasanuddin.
PaEni, Mukhlis, dkk. 2002. Batara Gowa, Messianisme Dalam Gerakan Sosial di Makassar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Patunru, Abd. Razak Daeng. 1989. Sejarah Bone. Ujung Pandang: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan.
Pelras, Christian. 2005. Manusia Bugis. Jakarta: Forum Jakarta – Paris, EFEO.
Pemda, 1991. Sejarah Perkembangan Pemerintahan Departemen Dalam Negeri di Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Pemda Sulawesi Selatan.
Pemda, 1993. Selayang Pandang Kabupaten Daerah Tingkat II Bone. Watampone: Pemerintah Daerah Kabupaten Bone.
Poelinggomang, Edward L., 2002. Makassar Abad XIX, Studi Tentang Kebijakan Perdagangan Maritim (Disertasi). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
Poelinggomang, Edward L. 2004. Perubahan Politik dan Hubungan Kekuasaan Makassar 1906-1942 (Tesis). Yogyakarta: Ombak.
Poelinggomang, Edward L. dkk. 2005, Sejarah Sulawesi Selatan Jilid I dan II. Makassar: Balitbangda
Poelinggomang, Edward L. 2013. Budaya Politik Dalam Sejarah Sulawesi Selatan. Makalah pada Seminar Sejarah dan Budaya dengan tema “Raktualisasi Nilai Budaya dan Kesejarahan dalam Membangun Karakter dan Jatidiri Bangsa, yang diselenggaran di Makassar oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar.
Putra, Heddy Shri Ahimsa. 2007. Nilai-Lilai Budaya Politik Dalam Mitos To Manurung di Sulawesi Selatan, dalam Jurnal Walasuji, Volume II, Edisi 3.
Rahim, A. Rahman. 1985. Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis (Disertasai). Ujung Pandang: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.
Rahim, Abdul dan Anwar Ibrahim. 2004. Nilai Demokradi Dalam Budaya Bugis Makassar. Makassar: Dinas Kebudayaan dan Periwisata Provinsi Sulawesi Selatan.
Sjariffudin, Amier. 1989. Perjanian Antarkerajaan Menurut Lontarak: Mengungkap Salah Satu Aspek Hukum Internasioanl Adat Abad XV-XVIII di Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Disertasi Doktor Fakultas Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Yoesoef, Wiwiek P. 1982. Biografi Kajaolaliddo di Bone. Ujung Pandang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Yusuf, Nurdin dan Ambo Gani. 1979. Nene’ Mallomo. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kemudayaan.
Zuhro, R. Siti, dkk. 2009a. Demokrasi Lokal: Perubahan dan Kesinambungan Nilai-Nilai Budaya Politik Lokal di Jawa Timur, Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, dan Bali. Yogyakarta: Ombak.
Zuhro, R. Siti, dkk. 2009b. Demokrasi Lokal, Peran Aktor dalam Demokratisasi. Yogyakarta: Ombak.
DOI: https://doi.org/10.36869/pjhpish.v4i2.44
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora
This work is licensed under a Creative Commons Atribution 4.0 International.